Selasa, 31 Agustus 2010
Buka Puasa Bersama Swiss -Belhotel
Acara ini terselenggara sebagai bentuk kepedulian Swiss-Belhotel Mangga Besar Jakarta kepada masyarakat sekitar. Selain itu, manajemen dan karyawan juga membagikan bingkisan lebaran kepada anak-anak dari Panti Asuhan Nuruh Iman Menteng Raya.
Selama bulan suci Ramadhan, Swiss-Belhotel Mangga Besar Jakarta menawarkan berbagai paket promo menarik, seperti: Crystal Kafe yang berlokasi di lantai dua, menawarkan sajian istimewa bagi tamu, seperti Buffet Makan Siang Sepuasnya dengan harga Rp. 77.777nett/ orang dan juga Buffet Buka Puasa Bersama Makan Berlima Gratis 1 orang dengan harga Rp. 88.888 nett/ orang termasuk tajil, kopi & teh dan tempat sholat.
Sumber: OpenRice.com
Lihat Juga:
Nasi Goreng
Nelayan Restoran
Laguna
Senin, 30 Agustus 2010
Murphy's Irish pub & Resto
Fasilitas yang tersedia di pub ini antara lain:
1.layar besar, sehingga para pengunjung dapat menikmati berbagai pertandingan-pertandingan penting bidang olah raga;
2.akses internet gratis (wireless);
3.interior bar khas Irlandia;
4.ruangan pendingin khusus bir;
5.sistem penyedot ruangan yang mengambil hampir 75% asap dalam ruangan;
6.ruangan aneka permainan;
7.makanan yang disediakan oleh chef yang telah berpengalaman 8 tahun bekerja pada hotel terkemuka di Dublin, Irlandia;
8.perayaan pesta pribadi atau kelompok besar.
Sumber: OpenRice.com
Lihat Juga:
Nasi Goreng
Nelayan Restoran
Laguna
Pusat Makanan Khas Indonesia
Di Jakarta, dan sepeti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang yang paling banyak dijumpai. Hampir di seluruh tempat di Jakarta, dengan mudah dijumpai rumah makan yang manyajikan masakan asal Minang ini. Jakarta juga memiliki makanan khasnya, yang paling terkenal adalah Kerak Telor dan Soto Betawi.
Selain itu di Jakarta juga bisa ditemukan makanan tradisional dari daerah misalnya makanan khas Jawa Timur dan Bali yang disajikan di Restoran Pondok Prapanca berupa Rawon,Soto Sulung, Rujak Cingur, Nasi Bali, Sate Bali. Malah tersedia juga Kupang Lontong dan Semanggi Surabaya. Alamat Restoran Pondok Prapanca di Jalan Nipah XV no.3 Sebelum Kantor Wlikota Jakarta Selatan.
Sumber: Wikipedia
Lihat Juga:
Makanan
Minuman
Japanese food
Kamis, 26 Agustus 2010
Katz's Delicatessen
Since its founding in 1888, it has become popular among locals and tourists alike for its pastrami sandwiches and hot dogs, both of which are widely considered among New York's best. Each week, Katz's serves 5,000 pounds of corned beef, 2,000 pounds of salami and 12,000 hot dogs.
During World War II, Katz's encouraged parents to "send a salami to your boy in the army" which became one of the deli's famous catch phrases,[2] along with "Katz's, that's all!" which is still painted on the side of the building. The former phrase is referenced in the Tom Lehrer song "So Long Mom (A Song for World War III)", with the lyric "Remember Mommy, I'm off to get a commie, so send me a salami, and try to smile somehow". Katz is also well known for its photos of famous people eating in Katz's placed along its wall.
Katz's continues its "Send a salami to your boy in the army" to this day. The deli has arranged special international shipping only for U.S. military addresses and has been a source of gift packages to the troops stationed in Afghanistan and Iraq.
As each customer enters Katz's they are handed a printed, numbered ticket by the door attendant. As they receive their food from various stations/areas throughout the deli (separate for sandwiches/hot dogs/bottled drinks/fountain drinks etc/ a running total of the bill before tax is computed by the employees. If several people's orders are combined on a single ticket, the blank ones are collected by the cashier. Relatively recently (within the last 10 years) Katz's has instituted a "lost ticket fee" If a ticket is lost by a customer, an additional $50 surcharge is added to what is often (with sandwiches costing between $15-$17) a rather large bill. The purpose of the fee, as stated by the management is to encourage patrons to go back and find the lost ticket in the hopes of preventing theft (substituting a smaller ticket for a larger one).
Katz's was the site of Meg Ryan's and Estelle Reiner's famous "I'll have what she's having" fake orgasm scene in the 1989 romantic comedy When Harry Met Sally...; the table at which she and Billy Crystal sat, is marked with a sign that says "Where Harry met Sally...hope you have what she had!". It was also the site of Johnny Depp's character meeting with an FBI contact in Donnie Brasco. Katz's Deli is also the site for a scene in Across the Universe in which one of the main characters reveals he has been drafted into the Vietnam War. Katz's also appears in the movie Enchanted with Patrick Dempsey and Amy Adams.
Source: en.wikipedia
See also:
chinese food
cake
pizza
Rabu, 25 Agustus 2010
Cake
Cake is often the dessert of choice for meals at ceremonial occasions, particularly weddings, anniversaries, and birthdays. There are countless cake recipes; some are bread-like, some rich and elaborate and many are centuries old. Cake making is no longer a complicated procedure; while at one time considerable labor went into cake making (particularly the whisking of egg foams), baking equipment and directions have been simplified that even the most amateur cook may bake a cake.
Source: Wikipedia
See also:
Chinese food
Pizza
Selasa, 24 Agustus 2010
Menyantap Nasi Kapau Saat Berbuka
Menurut informasi yang saya kumpulkan, ada beberapa lauk khas Kapau, yaitu: gulai tambusu (usus sapi/kerbau diisi campuran telur, kentang, dan tahu) serta gulai tunjang (lutut dan kikil sapi). Sayur nangka muda khas Kapau pun beda, karena memakai tambahan rebung dan kacang panjang.
Sekalipun buka tiap hari -sejak petang hingga lewat tengah malam - tetapi kawasan ini selalu ekstra ramai pada saat Ramadhan. Puluhan lapak pedagang kudapan dan makanan tertebar di ruas jalan yang tidak terlalu panjang itu. Beberapa meja makan dengan kursi-kursi ditata di atas kaki lima. Siap menyambut para tamu yang akan berbuka puasa di sana.
Setiap penjual mempunyai hidangan andalan masing-masing. Misalnya, satu kedai dianggap paling terkenal untuk gulai tunjang dan gulai tambusu-nya. Kedai yang lain menampilkan urap dan ikan bilis balado sebagai sajian utama. Di tempat lain lagi diantre orang yang ingin makan ayam bakar dan ikan bakarnya. Masing-masing pelanggan sudah tahu apa yang akan mereka cari bila mereka berkunjung ke salah satu lapak.
Percayalah, Anda akan kebingungan memilih makanan apa yang akan disantap untuk berbuka. Semua yang tersaji di sana terlihat sangat menggiurkan. Bawal panggang, ikan kembung panggang, dan ayam panggang yang tergantung-gantung tampak bagai melambai-lambai. Berbagai panci berisi bermacam-macam gulai membuat liur Anda mengembang di rongga mulut. Belum lagi dendeng batokok, sambal goreng udang, rendang, dan belasan jenis masakan yang semuanya ingin dipilih. Petai rebus, petai bakar, bahkan petai mentah yang bergantungan di sana pun berebut minta perhatian.
Sepuluh menit menjelang saat Magrib, para pedagang semakin sibuk mempersiapkan makanan untuk disantap di tempat. Para tamu sudah duduk manis menghadapi segelas minuman panas, berbagai kudapan manis sebagai tajil, dan juga seporsi nasi dan lauk-pauknya.
Suasana berbuka puasa di sudut Jalan Kramat Raya itu memang sungguh meriah. Beberapa meja 'diduduki' oleh sekelompok warga keluarga besar yang merayakan buka puasa dengan penuh keakraban. Bahkan orang yang belum saling mengenal pun menjadi akrab setelah duduk semeja. Berbagai hidangan lezat terus mengalir ke meja-meja panjang yang semakin dipadati pengunjung.
Begitu azan terdengar berkumandang, pengunjung segera membatalkan puasa dengan minum air, diiringi berbagai kudapan yang banyak dijajakan di sana. Kudapan yang paling populer adalah lamang jo tapai dan bubur kampiun. Kudapan khas Minang lainnya adalah lupis ketan, lapek bugih, serabi, jongkong, keripik sanjai (dari singkong berbumbu pedas), dan karak kaliang. Onde mande, lamaknyo!
Jangan lewatkan katupek katan yang khas Kapau, yaitu ketupat ketan berukuran kecil yang dimasak dalam santan berbumbu. Ketupat ketan adalah versi rebus dari lemang. Paling cocok ketupat ketan ini dipakai untuk makan itiak lado mudo yang juga merupakan salah satu sajian populer di "Zona Buka Puasa Kramat Raya" ini. Rata-rata, untuk berbuka puasa di sini, setiap orang menghabiskan antara Rp 25-50 ribu – bergantung jenis dan jumlah lauk yang diambil.
Para pedagang makanan di sudut Jalan Kramat Raya ini akan terus berjualan sampai saat makan sahur. Selain untuk berbuka puasa, tempat ini juga ramai dikunjungi orang untuk makan sahur pada dini hari.
Ramadhan kareem, saudaraku. (Bondan Winarno)
( eka / Odi )
Sumber: Detikfood
Lihat Juga:
Nasi Goreng
Nelayan
Laguna
The Dim Sum Guide
By: Grant Y
If you’ve ever ventured into an authentic Chinese restaurant or have passed by one on the weekend, you’ve probably seen or heard of the phrase “dim sum”. For many people, the strange phrase alone is enough to cause eyebrows to arch, heads to shake and stomachs to become uneasy. While it’s completely natural to err on the side of caution when it comes to new and exotic foods, the good news is that dim sum is probably some of the best-tasting Chinese food that you’ll encounter in your adventures.
So what exactly is dim sum, you ask? It’s been described as the Chinese version of tapas (small plates of Spanish dishes), or small delicacies or snack food. Usually offered during weekend brunch, dim sum is a collection of small Chinese dishes that are usually steamed, baked or fried. Dim sum often features meat dishes, pastries and desserts that you won’t normally see on a restaurant menu otherwise.
Whether you are completely new to dim sum or are an experienced foodie looking to expand your taste buds, our guide will walk you through the perils, pitfalls and joys of finding the best dim sum around. So sit back, relax and let’s begin!
Source: www.chefseattle.com
Cheesesteak
The cheesesteak was developed in the early 20th century "by combining frizzled beef, onions, and cheese in a small loaf of bread," according to a 1987 exhibition catalog published by the Library Company of Philadelphia and the Historical Society of Pennsylvania.
Philadelphians Pat and Harry Olivieri are often credited with inventing the sandwich by serving chopped steak on hoagie rolls in the early 1930s. They began selling this variation of steak sandwiches at their hot dog stand near south Philadelphia's Italian Market. They became so popular that Pat opened up his own restaurant which still operates today as Pat's King of Steaks. The sandwich was originally prepared without cheese. Olivieri claims provolone cheese was first added by Joe "Cocky Joe" Lorenza, a manager at the Ridge Avenue location."
Pat's and Geno's Steaks have a highly publicized rivalry. They are located across the street from each other on 9th Street and Passyunk Avenue in South Philadelphia. Cheesesteaks have become popular in restaurants, cafeterias and food carts throughout the city with many locations being independently owned family run businesses.Variations of cheesesteaks are now common in several fast food chains. Versions of the sandwich can also be found in locations ranging from bars to high-end restaurants.
Source: www.wikipedia.com
Sushi Rice
Sushi is made with white, short-grained, Japanese rice mixed with a dressing made of rice vinegar, sugar, salt, and occasionally kombu and sake. It has to be cooled to room temperature before being used for a filling in a sushi or else it will get too sticky while being seasoned. Traditionally, the mixing is done with a hangiri, which is a round, flat-bottom wooden tub or barrel, and a wooden paddle (shamoji).
Sushi rice (sushi-meshi or su-meshi 酢飯) is prepared with short-grain Japanese rice, which has a consistency that differs from long-grain strains such as those from India, Thailand, and Vietnam. The essential quality is its stickiness or glutinousness. Rice that is too sticky has a mushy texture; if not sticky enough, it feels dry. Freshly harvested rice (shinmai) typically contains too much water, and requires extra time to drain the rice cooker after washing. In some fusion cuisine restaurants, short grain brown rice and wild rice are also used.
There are regional variations in sushi rice and, of course, individual chefs have their individual methods. Most of the variations are in the rice vinegar dressing: the Kanto region (or East Japan) version of the dressing commonly uses more salt; in Kansai region (or West Japan), the dressing has more sugar.
Source: www.wikipedia.com
Singapore's Satay
Satay is one of the earliest foods to be associated with Singapore; it has been associated with the city since the 1940s. Previously sold on makeshift roadside stalls and pushcarts, concerns over public health and the rapid development of the city led to a major consolidation of satay stalls at Beach Road in the 1950s, which came to be collectively called the Satay Club. They were moved to the Esplanade Park in the 1960s, where they grew to the point of being constantly listed in tourism guides.
Open only after dark with an "al fresco" concept, the Satay Club defined how satay is served in Singapore since then, although they are also found across the island in most hawker stalls, modern food courts, and upscale restaurants at any time of the day. Moved several times around Esplanade Park due to development and land reclamation, the outlets finally left the area permanently to Clarke Quay in the late 1990s to make way for the building of the Esplanade - Theatres on the Bay.
Several competing satay hotspots have since emerged, with no one being able to lay claim to the reputation the Satay Club had at the Esplanade. While the name has been transferred to the Clarke Quay site, several stalls from the original Satay club have moved to Sembawang in the north of the city. The satay stalls which opened at Lau Pa Sat are popular with tourists. Served only at night when Boon Tat Street is closed to vehicular traffic and the stalls and tables occupy the street, it mimics the open-air dining style of previous establishments.
Other notable outlets include the ones at Newton Food Centre, East Coast Park Seafood Centre and Toa Payoh Central.
The common types of satay sold in Singapore include Satay Ayam (chicken satay), Satay Lembu (beef satay), Satay Kambing (mutton satay), Satay Perut (beef intestine), and Satay Babat (beef tripe).
Singapore’s national carrier, Singapore Airlines, also serves satay to its First and Raffles Class passengers as an appetizer.
Source: www.wikipedia.com
Senin, 23 Agustus 2010
Menikmati makanan sehat di Lotus restaurant Lombok
Sebuah resto dan cafe yang memiliki outdoor setting. Di mana kursi-kursi dan meja-meja makan diletakkan di bibir pantai, seperti di Jimbaran Bay, Bali. Dilengkapi lilin yang berpendar lembut. Kami menikmati fruit punch sembari memandang langit jingga pelan-pelan berganti warna menjadi biru pekat dan gelap.
Resto ini memiliki sajian eccletic serta beberapa menu nasional dan menitikberatkan sajian pada pizza yang dimasak pakai oven berbahan bakar kayu. Pilihan kami jatuh pada paket bebek goreng dengan nasi.
Di kesempatan dinner lainnya, kami bertandang ke Lotus Restaurant. Sebuah tempat makan yang membuat kami selalu ingin datang kembali, setiap kali berkunjung ke Lombok. Dengan setting menghadap bibir pantai, interior resto ini senada dengan chain Lotus Restaurant yang ada di Ubud. Baik di kawasan Monkey Forest maupun Jalan Raya, yang berlokasi dekat Pura Saraswati.
Meja ditutup dengan ubin keramik bergambar teratai dan daunnya serta seekor kodok. Sementara wadah lilin dan vas bunganya melukiskan kelopak-kelopak teratai. Resto ini juga memiliki chain di Singapura.
Sebagai appetizer, favorit kami adalah cheese samosa. Bentuknya tak beda dengan samosa berbentuk segitiga. Tapi isinya keju yang langsung lumer di lidah begitu digigit. Hidangan ini disajikan dengan saos chutney plum. Terbuat dari buah plum segar dicincang, yang dimasak dengan cabe merah dan gula hingga menghasilkan saos bertekstur kasar.
Beranjak ke main course, kami memilih sirloin steak dengan saos mushroom. Kadang-kadang juga black pepper sirloin steak atau chicken cordon bleu. Bila tengah merindukan citarasa makanan lokal, opsi kami Ayam Betutu, Grilled Fish a'la Jimbaran atau Nasi Campur Bali.
Berangkat dari chain Lotus Restaurant yang bermarkas di Pulau Dewata, tak heran kalau sajian Nasional mereka juga khas Bali. Ayam Betutu sajian Lotus Restaurant Senggigi sudah mengalami modifikasi sedemikian rupa, hingga pedasnya tak begitu menyengat.
Cara penyajiannya, ayam ditempatkan dalam sebuah bowl bersama nasi putih dan lawar sayuran.
Sementara Grilled Fish a'la Jimbaran, tak lain seekor ikan kakap merah utuh yang dibakar sambil dibubuhi cabe giling, bawang putih, sedikit kecap manis dan mentega serta dikucuri jeruk nipis sebelum dihidangkan dalam piring datar model daun teratai. Padanannya nasi putih tabur bawang goreng, lawar sayuran serta sambal bajak.
Sedangkan Nasi Campur Bali nya tak banyak berbeda dengan nasi campur Bali pada umumnya. Berupa hidangan sepinggan [one dish meal] berisi nasi putih dilengkapi lawar sayuran, goreng tahu-tempe, kerupuk, sambal, kakap dimasak santan serta sate ayam -khusus ayam ini, juga modifikasi. Umumnya, satenya berupa Sate Pusut [sate ikan] dan masih ada tambahan item berupa sayatan-sayatan daging babi.
Hidangan serba sedap ini kami tutup dengan dessert Apfelstrudel. Apel bercitarasa asam yang ditumis bersama bubuk kayumanis, gula pasir dan kismis, lalu dibalut dengan adonan pastry serta dipanggang. Penyajiannya ditaburi bubuk gula halus, ditambah satu scoop es krim vanilla.
Sumber: Wikipedia
Lihat Juga:
Nasi Goreng
Nelayan Restoran
Laguna
Sebuah Buku Tentang Syukur
By: Ratih
M.J Ryan menulis buku dengan proses panjang. Lucunya, pada saat ia sedang memberi sentuhan akhir pada bukunya, ia buka kue keberuntungan yang pas dengan tulisannya. Di sebuah restoran yang menyediakan chinese food, ia baca isi kue. Tebak apa isinya? “Stop searching. Happiness is just next to you.” Kebahagiaan memang seringkali dicari orang diluar dirinya. Padahal setiap peristiwa yang kita alami tidak selayaknya hanya dilihat sebagai hal negatif. Bagi seorang pesimis, sesuatu yang berjalan lancar hanyalah merupakan kebetulan selanjutnya keburukan menanti. Pada dasarnya, sikap optimis akan kehidupan yang lebih baik, sikap syukur dan selalu lihat sukses yang telah diraih merupakan cara untuk berbahagia.
Pengalaman buruk dalam hidup yang dialami M. J Ryan membuatnya selalu mencari arti kebahagiaan. Keluarga dan teman-teman menjadi tempat pencariannya. Bagaimana mungkin orang lain merasa baik-baik saja, sementara M. J Ryan merasa selalu menderita? Maka ia bertanya-tanya dan mencari jawaban yang benar dengan menjadikan orang-orang sekelilingnya sebagai guru kehidupan. Meski pada akhirnya M. J Ryan mampu bersikap lebih positif, namun tak menjadikannya seorang ahli dalam menjalani kehidupan. Hanya saja, sikap positif dan bersyukur itulah yang sepatutnya kita tiru. Sebuah buku menarik yang dia tulis justru menguatkannya. Ia sadar bahwa orang-orang yang dijadikannya guru justru mereka yang mengalami tantangan berat selagi usia muda. Rasa sakit yang dialaminya mungkin saja tak sebanding dengan sakit yang dialami keluarga dan teman-temannya.
Buku M. J Ryan dijadikan referensi bagi mereka yang ingin menyembuhkan diri dari luka. Maka, buku ini bukanlah buku yang habis sekali baca. Namun buku yang perlu direnungi setelah dibaca satu kali. Bahkan relasinya, Sue Bender merekomendasikan buku ini dibaca setiap hari agar tetap semangat hadapi hari. Jika ingin merasakan efek luar biasa dari sikap syukur, buku ini memang pilihan tepat.
Daftar Pustaka:
Ryan, M. J. 1999. Attitudes of Gratitude: How to Give and Receive Joy Every Day of Your Life. Boston: Conari Press.
Leuit: Sedia Makan Sebelum Kelaparan
By: Ratih
Soal kebiasaan makan membutuhkan penelitian yang serius sebab hal ini melibatkan berbagai macam aspek budaya masyarakat yang bersangkutan. Soal makan bukan sekedar makan. Ada nilai-nilai yang dianut masyarakat tertentu sehingga makan bersama merupakan sesuatu yang bernilai sosial. Bukan sekedar demi kepentingan makan hari ini saja, kebiasaan menyimpan persediaan makan telah ada sejak ribuan tahun lalu. Lumbung padi merupakan salah satu contoh cara manusia simpan persediaan makan untuk beberapa lama. Pada masyarakat sunda di desa-desa, lumbung padi atau leuit memiliki beberapa kategori khusus. Ada 6 jenis leuit, yaitu:
1.Ratna laten adalah lumbung padi terbesar untuk menyimpan padi pupuhu sekaligus tempat untuk melaksanakan ritual ;
2.Leuit rumbia untuk menaruh padi huma (biji padi yang ditanam di ladang);
3.Leuit biang untuk menaruh padi sawah(benih nandur/ tanam sambil mundur);
4.3 buah leuit pangiring sebagai lumbung padi cadangan bila leuit yang lain penuh.
Tentunya perbedaan fungsi setiap leuit mencirikan pula stratifikasi sosial atau tingkatan yang ada dalam masyarakat tersebut. Rakyat biasa tidak bisa seenaknya mengambil padi persediaan milik pupuhu. Ratna laten idealnya memang bukan miliknya pribadi, meski pupuhu mendapat keistimewaan sebagai pemimpin. Seandainya ratna laten hanya dimiliki pupuhu, tentu tidak akan dijadikan sebagai tempat ritual yang bisa dimasuki orang lain dalam rangka perayaan setelah panen. Sayangnya, nilai-nilai sosial dalam masyarakat sunda sekalipun di desa semakin luntur. Kepemilikan bersama bukan lagi menjadi tujuan utama produksi makanan di desa. Semua tergantung usaha sendiri, bergerak masing-masing dalam memproduksi dan mengkonsumsi makanan.
Maka dapatkah kebiasaan makan berubah dengan mudah seiring dengan maraknya jenis makanan baru dari kota? Tentu saja, hal ini tergantung dari kelompok sosial yang mana seorang anak desa berasal. Bila ia berasal dari kelurga kaya raya yang memonopoli kepemilikan sumber pangan di desa, maka bisa jadi akses untuk mengenal makanan fast food demikian mudahnya. Namun, bagi masyarakat kelas bawah yang makan sehari-hari pun sulit, fast food ibarat makanan dari surga yang harga dan rasanya hanya diketahui dari mulut orang lain. Bayangkan saja, orang-orang kecil yang tidak memiliki pekerjaan hanya mengandalkan kemampuan mereka mencari makanan dari sungai atau kebun. Ikan yang bisa ditangkap atau umbi-umbian yang bisa dicerabut akarnya lalu diolah untuk makan sehari-hari. Untunglah kepedulian para pemilik restoran besar pada masyarakat yang kekurangan seperti itu sudah mulai terlihat. Misalnya saja, kegiatan-kegiatan sosial yang mereka programkan pada waktu tertentu. Program ini biasanya melibatkan selebritis yang turun desa. Acara rakyat yang merakyat justru semakin membesarkan nama restoran yang sebelumnya tak pernah tersentuh masyarakat desa. Kita nantikan gebrakan-gebrakan mengejutkan lainnya dari restoran sebagai leuit orang kota.
Daftar Pustaka:
Counihan, Carole and Penny Van Esterik (eds). 2008. Food and Culture: A Reader. New York: Routledge
Lihat juga: minuman, ice cream, ramen
Rebus atau Panggang? Pilih Olah Makanan Terkait Gengsi dan Tabu
By: Ratih
Pilihan soal makanan yang direbus atau dipanggang sebenarnya sepele bagi kita. Kita pilih soto dengan potongan daging kecil yang direbus karena kita ingin makan siang dengan menu ini. Lalu kita pilih steak untuk makan malam karena kita terbayang rasa lezat daging has dalam nan empuk yang disajikan dengan saus lada hitam, misalnya. Chinese food atau western food tak masalah. Berbeda dengan masyarakat di ujung sana, di negeri antah berantah pada masa lalu atau masa kini. Pilihan soal makanan yang direbus atau dipanggang menjadi penting karena berkaitan dengan konsep hidup mereka. Soal gengsi dan tabu.
Linguistik mengenal konsep konsonan dan vokal. Konsep ini dikenal pula dalam dunia kuliner. Konsonan bisa diartikan sebagai sesuatu yang tertutup sedangkan vokal berarti terbuka. Segala hal yang berhubungan dengan tata cara masak yang sekiranya tabu, tidak akan dilakukan. Misalnya saja, pilihan antara membakar dan merebus pada suku asli di New Caledonia berkaitan dengan hubungan mereka antara alam dan teknologi. Penggunaan panci dan alat panggang merupakan sebuah gengsi tersendiri. Sebuah bukti peradaban. Teks dari Aristoteles yang ditemukan oleh Salomon Reinach mengindikasikan bahwa orang Yunani dahulu kala selalu memanggang makanan. Suku Poconachi di Meksiko panggang makanan hanya setengah matang karena setengah matang berarti berada di tengah-tengah dunia.
Makanan yang direbus merupakan “endo-cuisine” disediakan untuk kepentingan domestik, kelompok kecil, sedangkan makanan yang dipanggang ialah “exo-cuisine” yang disajikan untuk para tamu. Di Perancis, ayam rebus untuk keluarga sedangkan daging panggang untuk perjamuan tamu.
Pada Suku Guayaki di Paraguay, mereka panggang semua makanan, kecuali saat sebuah ritus kelahiran anak, daging harus direbus. Sedangkan suku Caingang di Brazil melarang daging rebus untuk para janda dan duda atau siapapun yang sudah membunuh musuhnya (Strauss. 1997).
Waduh, serem juga ya Suku Caingang..melibatkan soal bunuh membunuh segala dengan makanan. Pastinya kita disini tidak berhubungan dengan gengsi atau tabu dalam memilih makanan, kecuali tempat makan mana yang kamu pilih. Soal jenis makanan tergantung selera. Beruntunglah kita tidak memiliki aturan baku seperti di masyarakat lainnya yang telah disebutkan tadi. Mau makan apapun tak terkait dengan norma. Jadi nikmati makanan yang jadi pilihan kamu, tentunya dengan pertimbangan rasa, harga dan suasana restoran yang akan didatangi.
Daftar Pustaka:
Levi- Strauss, Claude. 1997. “The Culinary Triangle” dalam Food and Culture. Carole Counihan and Penny van Esterik (Editor). Oxon: Routledge.
Beruang Tak Lewatkan Peluang, Harimau Suka Buruan yang Wow
By: Ratih
Saat ini dongeng sebelum tidur semakin jarang dilakukan karena banyaknya media elektronik yang “menemani” anak sebagai pengantar tidur. Padahal dongeng sebelum tidur merupakan salah satu cara internalisasi nilai atau penanaman norma sejak dini. Bagi kamu yang masih punya adik kecil, keponakan atau bahkan sudah punya anak, anak-anak murid (kalau cucu belum kali ya.. we're not that old...). Salah satu cerita ini merupakan kisah klasik dari Cina yang bagus untuk diceritakan pada mereka. Dongeng ini saya baca dalam salah satu buku Cina.
Seekor beruang berdiam diri di pinggir sungai. Ia makan ikan-ikan kecil yang lewat dalam sungai tersebut. Perlahan tapi pasti dia selalu mendapatkan makanan meski apa yang dia peroleh bukan ikan-ikan besar. Hal ini diketahui oleh seekor harimau yang selalu mendapatkan buruan yang besar. Harimau merasa heran dengan beruang yang mau saja makan ikan-ikan kecil.
“Beruang..apa yang kau lakukan disini? Apa yang kau dapat tak sebanding dengan pengorbanan kamu berdiri terus di pinggir sungai. Lebih baik kamu berburu denganku. Aku biasanya mendapatkan rusa besar dalam satu kali buruan,” ajak Harimau pada Beruang.
“O ya? Rusa itu kamu peroleh kapan saja?” tanya Beruang mulai tertarik dengan tawaran Harimau.
“Tentu saja tidak, kita harus memiliki strategi yang matang, tim yang solid dan mau menunggu karena rombongan rusa hanya lewat satu kali sebulan.”
“Satu kali sebulan?” Beruang mulai berpikir, pilihan mana yang lebih baik, ikan kecil yang sudah pasti ia peroleh atau rusa besar yang hanya satu kali dalam sebulan? Bagaimana dengan hari-hari selama bulan tanpa korban buruan? Beruang ini bukan jenis beruang yang hibernasi selama 3 bulan setelah memperoleh makanan. Beruang ini hanyalah beruang biasa yang hidup seperti layaknya hewan hutan lainnya, hari-hari dilalui dengan bangun dan tidur. “Seandainya aku beruang yang bisa hibernasi, tentu aku akan ikut harimau. Ah, lihatlah tubuh harimau itu begitu kurus kering, mungkin karena ia hanya mau menikmati buruan besar saja,” pikir beruang.
“Wah..sebulan sekali? Maaf ya harimau aku tidak bisa menjadi harimau yang gesit berlari. Aku juga tidak sepintar kamu dalam berstrategi menangkap rusa, aku juga tidak punya tim yang solid untuk menangkap rusa. Lagipula, aku takkan melepas ikan-ikan kecil ini untuk rusa yang belum tentu ada setiap hari. Tubuhku menjadi sebesar ini karena aku setiap hari memakan ikan kecil yang bisa kuperoleh. Aku tak memimpikan buruan besar yang tak mungkin kuperoleh dengan diriku berkemampuan seperti ini.”
Harimau merasa heran dengan keputusan beruang menolak ajakannya yang menggiurkan. Beruang merasa tak rugi apapun karena menolak ajakan harimau. Nah, dari ilustrasi ini coba tanyakan pada anak-anak kecil yang didongengi, mau menjadi seperti hewan apakah ia? Tentu saja, setiap jawaban tak ada yang benar atau salah. Pilihan untuk menjadi salah satu hewan pastinya beralasan, tergantung dari kemampuan masing-masing. Beruang menolak ajakan harimau karena dia hanya mau menjadi beruang penyuka ikan yang baik, harimau mengajak beruang karena dipikirnya ia memiliki buruan besar yang biasanya diinginkan juga oleh hewan-hewan lain. So, just be yourself. Be your best self.
Lihat juga: seafood, loewy, table 8
Kamis, 19 Agustus 2010
Beef Cut for Steak
- Chateaubriand steak
- Usually served for two, center cut from the large end of the tenderloin. Sometimes it's extra thick top sirloin.
- Chuck steak
- A cut from neck to the ribs.
- Cube steak
- A cut of meat, usually top round, tenderized by fierce pounding with a mallet or mechanical blades.
- Filet Mignon
- A cut from the small end of the tenderloin; the most tender and usually the most expensive cut by weight.
- Flap steak
- A cut from the bottom sirloin.
- Flank steak
- From the underside. Not as tender as steaks cut from the rib or loin.
- Flat iron steak
- A cut from under the shoulder blade.
- Hanger steak or (French) onglet
- a steak from near the center of the diaphragm. Flavorful, and very tender towards the edges, but sinewy in the middle. Often called the butcher's tenderloin or hanging tender.
- Popeseye steak
- thinly sliced rump steak, originating in Scotland and available in the UK.
-
- Source: www.wikipedia.com
-
- See Also: pasta, marzano
An Easy Way to Buy Sustainable Seafood
After I spoke with Casson Trenor a couple of weeks ago, we both became aware of Martin Reed, who has just started a business called I Love Blue Sea. Mr. Reed is a retailer who’s doing the work for you, buying and selling seafood he has verified as sustainable.
There’s a lot of appeal in this business, which is only a few weeks old, and Web-based (the physical location is in San Francisco). Mr. Reed’s goal, other than to make a living, is “to be a pioneer in selling only sustainable seafood, and in being upfront about where things come from and how they’re caught.”
Sounds good. But I had two questions. One: How do you know what you’re buying? His answer: “We use all third party standards, like those of Greenpeace (nothing from the “red list”) and the Monterey Bay Aquarium (no “avoid” fish) ” If he knows that “pirating” (as illegal fishing is called) is big with a certain species, he won’t sell it at all. (Thus, no yellowfin.) And he is insisting that suppliers sell him only fish that can be traced — individually — through bills of lading and bar codes.
The second question concerns cost. The seafood on Mr. Reed’s site is quite fairly priced when you consider that it’s the kind of seafood we want to be buying. The selection is good, too – not as broad as in many big seafood markets, but then again, you’re not worrying about the source. There is occasionally some farm-raised fish where the wild resource is sustainable, and to me this doesn’t make sense, but remember he’s buying West Coast fish and I’m an East Coast person, so our experiences are different.
But the shipping necessarily includes frozen gel-packs and insulated boxes, which add considerably to weight and volume — thus making overnight Fedex charges high: fifty bucks, in the case of my sample order, which was for fish that cost about the same amount.
This is obviously not Mr. Reed’s fault, but it is his problem. He acknowledges this, but says that “After you get to five or ten pounds of product your order will be less expensive than if you bought a similar product at a supermarket.” I don’t know about that, but what is for sure is that, as he says, “There aren’t similar offerings in most parts of the country.”
Mr. Reed says, “We want to change the way the seafood industry works,” and I believe this is our only hope. If you think about what the word “sustainable” means, and you accept the notion that for the most part, the current state of the seafood industry is anything but, it is accountability on the part of purchasers that can move the industry in the right direction. And by taking on a bigger share of the responsibility, retailers like Mr. Reed make it easier for consumers to do the right thing.
Source: dinersjournal.blogs.nytimes.com
Part of Tuna for Sushi
Here’s something that many may not know about Maguro (Tuna) or may not know what parts of the maguro we use here in Japan. I have seen some shows on TV when I was in the US and other countries, alot saw that they throw away good parts of the maguro. Here in Japan we usually don’t waste the whole fish, we use every part of the tuna for different sushi and dishes.
I will explain the parts of the tuna, where they are located, and what type of dish it is used for. I hope that the photo above is clear for you to understand what I’m about to explain. I will explain from the top and go clock wise in order.
Senaka: Is the center back part of the tuna, this part is mainly used for Sashimi and Chutoro Sushi. You can find this in any Sushi Restaurant and in fish markets that sell parts. This one of my favorite part to eat, cause it has a Medium level Fatty and usually not so expensive in sushi restaurants. *You may have to request this in Sushi Restaurants.
Seshimo: Is the lower back part of the tuna, this part is mainly used for Sashimi and Chutoro Sushi. You can find this in any Sushi Restaurant and in fish markets that sells parts. *You may have to request this in Sushi Restaurants.
Akami: Is the middle part of the tuna, this is the leaner part of the tuna. You can find this any where in Supermarkets, Sushi Restaurants, and markets. This is used in most sushi rolls, sashimi dishes, and sushi sets trays. My kids love this part of the tuna, cause it doesn’t have to much fatty and oil.
O Te-ru: Is the tail part of the tuna. I’m not sure if you can find this in your country, It would have to be a Japanese Restaurant that server fish as their main course specialty. In Japan we use this part to make Steaks on the grill or at BarBQs and also have deep fried dish for this.
Harashimo: Is the lower stomach part of the tuna, this part is also used for Sashimi, Otoro, and Chutoro. You may find this in Sushi Restaurants, but you may have to ask for it when ordering. This part is also very good, but it could be a little expensive. Due to it is very fatty and oily, the more fatty and oily the part of the tuna the more expensive it gets.
Haranaka: Is the center stomach part of the tuna, this part is used for both Sashimi and Chutoro. You may find this in Sushi Restaurants, but you may have to ask for it when ordering. This part of the tuna is very good.
Harakami: Is the upper stomach part of the tuna, this part is also used for Sashimi and Otoro. You may find this in Sushi Restaurants, but you may have to ask for it when ordering. This part is also very good, but it could be a little expensive. Due to it is very fatty and oily, the more fatty and oily the part of the tuna the more expensive it gets.
Kama Toru: Is one part of the neck side of the tuna, this part of the tuna is used in Sushi, and in Donburi. You may find this in Fish Restaurants that specialty in fish menus. I haven’t tried this part of the tuna, but I have got a lot feed back that it’s very delicious.
Kama: Is one part of the neck side of the tuna, this part of the tuna is used in Sushi, and in Donburi. You may find this in Fish Restaurants that specialty in fish menus. I haven’t tried this part of the tuna, but I have got a lot feed back that it’s very delicious.
Noten: Is the upper head part of the tuna, this part of the is used in Soups, Donburi, and Grilled. You may also find this in Fish Restaurants that specialty in fish menus. I haven’t this part of the tuna also, I’m still waiting on my friends feedback on this.
Hohoniku: Is the cheek part of the tuna, this part is mostly used for Nabe Meals(Hot pots). I haven’t tried this yet cause its very hard to find this part of the fish in the supermarkets. This maybe hard to find in your area. I have tried this as a Nabe dish and it’s very delicious.
Sekami: Is the upper back part of the tuna, this part is used for Sashimi and Chutoro. This part of the tuna you can find in most Sushi Restaurants. You may have to ask for it when ordering. This part of the tuna is very tasty and it has about medium fatty and oil on it.
Source: www.naokoscooking.com
makanan khas ngawi
Bila anda ada waktu, di sebelah selatan Puskesmas Bringin, Kecamatan Bringin ada ayam panggang Ndeso, di warung Pring Kuning. Ayam panggang memiliki aroma yang khas, dihidangkan dengan lalapan dan sambel korek yang mantab padasnya. Sambal korek adalah sambal dengan bahan dasar cabe, bawang putih dan sedikit bumbu rahasia. Di malam hari, bila anda menginap di Ngawi, jalan-jalanlah kearah alun-alun Ngawi, berbagai hidangan khas kaki lima tersaji disana. Saat ini di Ngawi juga memiliki berbagai franchise penjual makanann, diantaranya : bakso kepala sapi, bakso kutho cak to Malang, bebek goreng H. Slamet Kartasura, soto Lamongan Cak Hasan dan beberapa steak dan resto di jalan Ronggowarsito Satu lagi makanan yang menjadi favorit di Ngawi adalah Tempe Kripik. Biasa banyak ditemukan di warung makan, restauran, warung rokok dll. Kripik Tempe Mbah Wo yang bertempat di jl raya Ngawi-Caruban bersebelahan dengan lokasi pasar hewan (pasar legi), rasanya khas renyah gurih sedap dan bentuk kripiknya tipis. Dari segi harga relatif sangat terjangkau sekali, satu plastik isi 10 kripik ukuran P: 9 cm L: 5 cm per bungkus harga Rp. 1.500,-
Sumber: wikipedia
Lihat Juga:
chinese food
cake
pizza
Rabu, 18 Agustus 2010
Kota Kupang yang menyimpan kekayaan kuliner
Lihat Juga:
Nasi goreng
Nelayan Restoran
Laguna
Review From Member6
Pernah tau Pasir Putih di Kemang, nah kalo lo pada lewat sini udh ga bakal nemu yg namanya Pasir Putih, yg dulu nya pasir doank skrg udh jadi bangunan..
Yak sekarang sudah berubah menjadi resto yg bernama D'Spice, dalemnya ga sebesar Pasir Putih gtu, tp nyaman bgt, tetep ada Pool Side nya, jd klo lo bwa cewe kesini di jamin bayar nya doble
Nah waktu itu gw ber3 kesini n makan di pinggir pool side biar dapet foto2 bagus u/ OpenRicers..Ini dia ne yg gw pesen..Cekidot :
Nasi Timbel (IDR 45.000)
Ini dia ne yg gw makan..Waaa...gw jadi kangen sama Ayam Grill & Empal Grill plus Sambel Ikan Teri nya..Ayam & Empal nya enak bgt..Empuk & bumbu nya meresap sampai ke daging. Trus dimakan dengan nasi timbel di temani dengan sambel ikan teri nya..Beeeuuuhhh mantaf..Must try!!
Empal Gentong (IDR 39.000)
Nah ini yg makan temen gw namanya Ari, gw sempet nyobain dikit biar bsa di review di sini. Terus terang gw blm pernah ngerasain empal gentong itu seperti apa. Tapi menurut gw enak, tp kuah nya mirip soto betawi, kentel2..yg peting daging empal nya banyak..mantaf.
Vietnamesse Beef Pho Noodle (IDR 34.500)
Ini makanan temen gw yg satu lagi, dan lagi2 gw cobain..Dasar ga tau malu minta2 molo
Seperti hal nya Pho Noodle yg lain, dengan rasa khas masakan vietnam yg plain alias dengan rasa bumbu yg tidak terlalu menonjol tetapi noodle nya yg khas menjadi cita rasa tersendiri untuk penggemar Pho Noodle. So untuk lo yg penggemar Pho Noodle disini silahkan di coba.
Thai Three in One Salad (IDR 24.000)
Nah ini dia yg disebut iseng2 berhadiah. Nah klo lo pesen ini dgn teman lo ber3. Jgn pilih Papaya salad nya krn ga ada isi daging nya
Kalo yg Mango Slad nya di dalamnya ada udang nya, kalo Thai Salad nya ada beef nya. Mantab dan seger.
Beverages (IDR 24.500)
Rata2 mocktail disini harga nya 24000..seger dan serasa di pantai.
So..this recommended dining with great Place..great taste..
Source: www.id.openrice.com
Review From Member5
Hi all,
One of the best italian food, itulah pendapat saya tentang Nuzzy's mousse and resto ini.
Berikut cerita saya mengenai resto yang satu ini :
Saya ke Central Park Mall karena ada diskon 30% dari Gramedia, tapi karena suasana sore hari itu di toko buku tersebut sangat sangat padat, saya bersama doi tercinta membatalkan niat membeli buku. Dan ternyata tidak hanya di Gramedia saja yang sangat padat tapi hampir seluruh area mall (karena ada event superhero japan dan tentu saja care4 yang selalu rame di akhir pekan). Kami sudah pengap rasanya dan memutuskan pulang saja sambil berjalan2 terlebih dahulu di taman yang ada di salah satu mall terbesar di JakBar ini, tidak sengaja melihat monster2 milik Nuzzy yang lucu2 dan kebetulan di resto ini hanya didatangi beberapa pengunjung serta jauh dari hiruk pikuk manusia, maka kami memutuskan dinner di sini aja.
Resto ini terdiri dari outdoor dan indoor, kami memilih indoor saja karena kami non-smooker. Interior di dalam cukup unik dan suasana sangat comfort. Setelah melihat menu yang cukup besar dan dibingkai, kami memesan Soft Shell Atlantic Crab, Aglio Olio Smoked Beef, Choco Cream Coffee, dan Lyche Strawberry Tea.
Soft Shell Atlantic Crab - 35k
Tidak berasa ini merupakan kepiting soka, kepitingnya dan cangkangnya sangat lembut. Rasanya pas dan menari-nari di lidah. Tapi sayang tepungnya kurang cruncy. But It's perfect snack for starter.
Aglio Olio Smoked Beef - 35k (medium size)
Pasta dengan mushroom dan smoked beef yang dimasak dengan saus aglio (kata waiternya - bawang putih), cabe kering dan cream. Pasta-nya boleh pilih homemade fettucini, regular fettucini, spaghetti, dsb. Untuk homemade fettucini dibagi menjadi 4 warna : kuning, merah, hitam, dan hijau. Warna kuning dan hitam saya lupa kandungannya dari apa, untuk merah dari beef, dan hijau dari spinach. Saya memilih warna merah. Pada saat menu ini datang, warnanya merah semua, mengerikan . Tapi untuk rasa : PERFECTO. Rasanya didominasi oleh asin dan sedikit rasa pedas, tapi sangat pas di lidah. Luar Biasa Uenak . Kami sampai menyesal tidak pesan yang large.
Choco Cream Coffee - 24k
Cokelat, kopi, cream, dan cinnamon berpadu menjadi satu menjadi minuman yang sangat yummy. Saya sebenarnya tidak suka cinnamon tapi dengan adanya cinnamon di minuman ini membuat sensasi yang berbeda. MUST TRY, VERY RECOMMENDED.
Lyche Strawberry Tea - 24k
Teh dengan rasa lyche strawberry ini menyegarkan, tapi tidak special.
Setelah makanan kami yang super lezat di atas habis, kami tertarik untuk mencoba pizza-nya, akhirnya kami memesan Milano Marinara Pizza.
Milano Marinara Pizza - 52k(medium size)
Pizza dengan topping seafood, segala macam seafood ada di atas pizza ini mulai dari cumi sampai oyster. Untuk rasa OK, rasa amis yang biasa ada di seafood pizza masih acceptable. Pinggirannya sangat crunchy. Great Pizza for Seafood Pizza Lovers.
Makanan yang ada di resto ini superb, kami masih mau order menu lain lagi tapi karena mengingat perut yang sudah full kami mengurungkan niat kami. O ya selain Snack ringan, Pasta dan Pizza, terdapat juga soup, salad, burger & sandwich, paela, dan steak. Untuk minuman tersedia juga cocktail dan varian kopi lainnya.
Overall, seperti yang saya katakan di atas, One of the best italian food untuk Nuzzy's resto yang juga memiliki cabang di Napoli dan New York. Sayangnya resto ini terletak agak terpencil, yang membuat para pengunjung mall tidak menyadari kehadirannya.
Tips : kosongkan perut sebelum ke Nuzzy's karena anda pasti akan makan lagi, lagi, dan lagi
Source: www.id.openrice.com
See Also: Tamani
Museum Ramen
The "Shin-Yokohama Raumen Museum" is a unique museum about ramen. In a gallery on the first floor, the museum presents the history of ramen in Japan, including the big success of instant ramen. It displays the variety of noodles, soups, toppings and bowls used across Japan, and shows how the noodles are made. On the two basement floors, visitors can explore a 1:1 replica of some streets and houses of Shitamachi, the old town of Tokyo, circa 1958, when the popularity of ramen was rapidly increasing. Nine ramen restaurants can be found there, each featuring a ramen dish from a different region of Japan. For visitors who wish to try multiple ramen dishes, the restaurants offer "mini ramen" small portions. Tickets for the meals are purchased at vending machines in front of each restaurant before entering.
Source: www.wikipedia.com
Selasa, 17 Agustus 2010
wisata kuliner di Pasar Semawis Semarang
Pasar Semawis bermula dengan diadakannya Pasar Imlek Semawis di tahun 2004, menyusul diresmikannya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia.
Buka setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu malam disepanjang jalan Gang Warung, Pecinan - Semarang, Pasar Semawis menyajikan beraneka ragam hidangan yang bisa anda pilih bersama keluarga mulai dari pisang plenet khas Semarang, nasi ayam, es puter, kue serabi, aneka sate, bubur kacang hingga menu - menu steamboat yang menarik untuk dicicipi. Pusat jajanan terpanjang di Semarang ini buka mulai jam 6 sore hingga tengah malam.
Suasana Pasar Semawis circa tahun 2005
Pasar Semawis terletak di jalan Gang Warung, untuk menuju kesana, ada beberapa jalan yang bisa dipilih. Dari jalan Gajahmada, dapat masuk lewat jalan Wotgandul Barat > Plampitan > Kranggan > parkir di jalan Beteng. Dari jalan Gajah Mada juga dapat masuk langsung ke jalan Kranggan lewat perempatan Depok. Jalur lain adalah lewat Pasar Johar atau Jurnatan, masuk lewat jalan Pekojan > parkir di jalan Gang Pinggir. Setiap akhir minggu malam saat Waroeng Semawis digelar, beberapa jalan di Pecinan ditutup salah satu ujungnya, yaitu jalan Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang dan Gang Baru. Jalan - jalan tersebut dapat digunakan untuk parkir kendaraan pengunjung
Sumber: wikipedia
Lihat Juga:
Restaurant
Restoran
Cafe
Senin, 16 Agustus 2010
Kinds of Pasta
Pasta comes in an astonishing variety of shapes, some of which are common throughout Italy, and some of which are limited to a particular region, or even town. There are also specialty shapes produced by individual pasta makers.
Taken as a whole, pasta can be divided into pasta di semola di grano duro, made from durum wheat flour, water, and a little salt, and pasta all'uovo, which is made from eggs, flour, and salt. Commercial pasta all'uovo is generally made with durum wheat flour, which gives it a firmer texture and means it won't go soft if it's overcooked slightly (all pasta will become flabby if seriously overcooked). Homemade pasta is, on the other hand, generally made with cake flour, which has less gluten. Therefore, the cooking time of home made pasta all'uovo is more critical; if you leave it in the water too long it will become flabby.
Commercially made pasta can be divided into several basic kinds:
Sheet Pasta: Used primarily in making baked dishes. Often but not always all'uovo, with eggs.
Cannelloni, also known as manicotti, and a pepper-and-ricotta filling.
Lasagna: Square or rectangular sheets of pasta, which are cooked, interlayered with other ingredients and baked. There are many many variations.
Strips: Fettuccine, Linguini, tagliatelle, and so on. The broader strips are generally used for thick-to-chunky sauces, whereas the thinner strips are also used for creamier, though never really liquid sauces. Most of these pastas are made with egg, and will say all'uovo on the package.
Pappardelle Broad strips, and a chunky tomato-mackerel sauce for them.
Reginette Wavy-edged half-inch wide strips of pasta samed after Princess Mafalda of Savoy, which work quite well with rich sauces, and a pheasant breast sauce, that can also be made with duck or Guinea hen.
Tagliatelle Quarter-inch strips of pasta, and a tomato and chicken breast sauce.
Tagliatelline or Fettuccine Fine (1/8 of an inch) strips, and a smoked salmon sauce for them.
Tagliolini All'Uovo The finest of strips, and a creamy mascarpone sauce for them.
Source: www.italianfood.about.com
Cooking Pasta
Cooking pasta is as easy as boiling water, but does require care.
You should figure 1 quart of water per quarter pound of pasta (1 liter of water per 100 grams of pasta), and expand this to 6 quarts for a pound. If you don't use enough water the pasta will be gummy, so don't stint.
Bring the water to a rolling boil, salt it with 2-3 teaspoons of kosher salt per quart of water. Don't skimp on the salt or the pasta will be unpleasantly bland -- it helps to keep in mind that Neapolitans, who are masters at cooking pasta, used to use sea water back when it was safe to do so.
Add the pasta, stirring gently to separate the pieces and keep them from sticking to the bottom of the pot.
The pasta package will probably say how long the pasta should cook for, but don't trust it. A couple of minutes before it is supposed to be done, fish out a piece and break it open; in the center you will see a whitish area of uncooked pasta that is poetically known as the anima, or soul of the pasta. Ladle a couple of ladles of hot water into the serving bowl, swirl them about to warm it, discard them, and continue cooking the pasta until the anima barely fades. At this point drain the pasta, giving it one or two good shakes to remove most of the water (it will continue to absorb water for a minute or two), transfer it to the bowl, stir the sauce into it and serve.
As a variation, if the sauce is fairly liquid, say for penne rosé, warm it in a skillet as the pasta cooks, and when the pasta is just shy of being done drain it and transfer while it's still dripping it to the skillet. Turn the heat to high and toss the pasta as you would an omelet; as it finishes cooking it will absorb the sauce and taste much better. On restaurant menus pasta cooked this way is called strascicata or saltata in padella. There are hudreds of pasta recipes on this site; click on the pasta sauces and recipes link on the navigation bar to the left to reach them.
Source: www.italianfood.about.com
Pasta from Italiano
There are two basic kinds of commercial pasta:
Pasta all'uovo, egg pasta such as tagliatelle, fettuccine, and whatnot (these are the same tagliatelle one makes at home, but made with semolina), and:
Pasta di semola di grano duro, made with semolina, water and a touch of salt.
The former are flat and of varying width, while the latter comes in all sorts of shapes, from spaghetti to penne to cart wheels.
Which kind should you use?
Egg pasta goes well with hearty fare, for example meat-based sauces or rich pomarola. Tagliatelle are also commonly flavored with other ingredients, for example spinach, which turns them green, tomato, which turns them red, or squid ink, which turns them black. Lasagne made with egg pasta are also superb.
Because of the variety of shapes it comes in, pasta di semola di grano duro is more versatile; which shape to use depends upon the sauce and personal taste. Spaghetti, spaghettini, bucatini and other strands go well with fairly liquid sauces. Shorter hollow pastas, for example penne or tortiglioni, go well with thick sauces, in part because they trap the sauce. They also work well in baked dishes, because they have considerable body and can withstand being heated through a second time. Other shorter flat pastas, for example farfalle (butterflies or bow ties), work nicely with cream sauces because the sauce tends to stick to their surfaces.
In terms of purchasing commercial pasta, there are many brands to choose from; in Italy the most popular are Buitoni, De Cecco, Barilla, Agnesi, and Voiello (not necessarily in this order).
There is also pasta artigianale, pasta made in smaller factories by artisans whose chief concern is quality. Though the basic ingredients are the same, that's where the resemblance ends: The artisans extrude their pasta through bronze dies that leave microstriations to capture and hold the sauce, and also dry it at lower temperatures, thus preserving the flavors of the wheat. According to Nancy Harmon Jenkins, four of these producers export to the United States: Rustichella D'Abruzzo, Latini, Benedetto Cavalieri and Martelli.
Should you not find Italian pasta in your market: Read the labels of what's available, and pick pasta made with durum wheat flour or semolina. Avoid dried pasta made with simple bread or soft wheat flour (much of the Northern European pasta, for example) because it won't hold up to cooking.
Source: www.italianfood.about.com
Minggu, 15 Agustus 2010
Beda lontong dengan ketupat
Karena dikukus dalam daun pisang, lontong dapat berwarna hijau di luarnya, sedangkan berwarna putih di dalamnya. Lontong banyak ditemui di pelbagai daerah di Indonesia sebagai pengganti nasi putih. Walau juga dibuat dari beras, lontong memiliki aroma yang khas. Yang pasti lontong dan ketupat adalah makanan masakan khas asli dan original buatan Indonesia. Keasliannya tak ubahnya dengan Warok. Kalaupun ada lontong dan ketupat di negara lainnya seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Itu tidak lain adalah budaya serapan yang dibawa oleh perantau Indonesia ke negeri tersebut sejak dulu kala.
Sumber: Wikipedia
Pada bulan Puasa ini Lontong banyak ditemui dijajakan untuk sajian berbuka puasa, mungkin karena texturnya yang lembut pas untuk mengganjal perut pas berbuka dan sebelum melaksanakan sholat.
Lihat Juga:
Nasi Goreng
Nelayan restoran
Laguna
Jumat, 13 Agustus 2010
Review From Member2
Yakk.. kali ini saya akan me review Restoran Iga Penyet Leko di bilangan Pesanggrahan dekat puri indah sana.
Jujur saya baru pertama kali makan di Iga Penyet Leko disini, Untuk interiornya sama persis dengan interior iga penyet Leko di Pantai Indah Kapuk.. nyaman koq..mejanya keramik gitu.. Oh ya, saya makan berempat dengan kekasih dan dua adiknya.
Well, Langsung aja ke makanannya ya
1. Iga Penyet (Rp 25.000)
Seperti Biasa, Iga Penyet Leko adalah Favorit saya.. sebenarnya ada yang bilang Teko, ada yang bilang leko, tapi saya lebih suka Leko.. Bumbu penyetnya lebih nendang.. enak banget...
2. Iga Goreng Tepung Penyet (Rp 30.000)
Iga goreng tepung ini menu baru di Leko, dan rasanya? wuahh... mantap banget...sama iga penyetnya lebih enak ini..ada kriuk2nya..ya garing-garing dikit..enak banget..
3. Sop Iga+Otot(Rp 37.500)
Kuah Sop di Leko juga juara.. enak banget.. meskipun agak asin, tapi emang kuahnya gurih banget... Soal Iga nya, jangan tanya lagi.. empuk..
4. Belut Penyet (Rp 22.500)
Iseng-iseng Pesen Belut Penyetnya.. saya pikir bakal disajikan Belut Garing gitu.. tapi yang ada belut digoreng biasa... agak kecewa sih.. untuk Rasa bumbu penyetnya tetep nomer satu...
5. Sayur Asem (Rp 5.500)
Sayur asem disini berisi kol, kacang tanah, nangka , kacang panjang, melinjo, dan daun melinjo. enak banget, kuahnya merah gitu..seger,asem,pedas...
Dan untuk minumnya kamipun memesan :
1. Es Teh Susu Tarik Jumbo (rp 7.000)
Es Teh Susu Tarik disini favorit kami, Tehnya kuat, Susunya juga kuat..Balance, Seimbang dan jadinya ngga eneq.. TOP!
2. Es Jeruk Degan (Rp 9.500)
Saya Pribadi baru tahu Degan itu artinya kelapa ini es kelapa jeruk biasa..ordinary..
3, Es Cincau Lemon (Rp 7.500)
Nah, saya baru pernah coba ni..nyeruput dikit punya calon adek ipar nah..ini rasanya tuh unik banget..asem2..manis cincau gitu..buat yg doyan cincau nih wajib coba..
Over all.. saya emang selalu suka makan di Leko.. bumbu penyetnya itu lho...Recommended Pesan yang pedas... buat penyuka sambel pedas...
Enak banget..
Sumber: www.openrice.com
See also: loewy, table 8, seafood
Kamis, 12 Agustus 2010
Steak
In the United States and Canada, a restaurant that specializes in beef steaks can be known as a steakhouse.
In the United States a typical steak dinner consists of a steak, with a starchy side dish, usually baked potatoes, but occasionally another potato dish, rice, pasta, or beans. A small serving of cooked vegetables often accompanies the meat and side, with corn on the cob, green beans, creamed spinach, asparagus, tomatoes, mushrooms, peas, and onion rings being popular. A well-known accompaniment to steak is shrimp or a cooked lobster tail, a combination often called "surf and turf" or "reef and beef" and "pier and steer". Rounding off an American steak dinner is some sort of bread, usually a dinner roll.
Special steak knives are provided along with steak. Steak knives are sharper than most table knives and are usually serrated, though straight blades also work; they also often have wooden handles. Prepared condiments known as steak sauces are generally on the table in steakhouses. Tenderized round or sirloin steaks, breaded, and pan-fried or deep-fried, are called chicken fried or country fried steaks, respectively. Thinly sliced ribeye or other tender cuts, cooked on a hot griddle and shredded slightly, and served on Italian style rolls are called Philly steaks, named after Philadelphia, the city in which they became famous.
In France, steak is usually served with French fried potatoes also known as "frites", and the combination is known as "steak-frites". Vegetables are not normally served with steak in this manner, but a green salad may follow or (more commonly) be served at the same time. This is also the case in the United Kingdom.
In Italy, steak was not widely eaten until after WWII because the relatively rugged countryside does not readily accommodate the space and resource demands of large herds of cattle. Some areas of Piedmont and Tuscany, however, were renowned for the quaility of their beef. Bistecca alla Fiorentina is a well-known specialty of Florence; it is typically served with just a salad or Tuscan beans. From the 1960s onward, economic gains allowed more Italians to afford a red meat diet.
In the Balkan region, steak is often rubbed with mustard and pepper, and marinated in vinegar and vegetable oil for up to a week. It is then fried in butter, and a slice of toast is then used to soak up the pan drippings. The steak is served on the toast and topped with optional fried egg and a sprig of parsley.
Source: www.wikipedia.com
Fish
Fish and shellfish have a natural tendency to concentrate mercury in their bodies, often in the form of methylmercury, a highly toxic organic compound of mercury. Species of fish that are high on the food chain, such as shark, swordfish, king mackerel, albacore tuna, and tilefish contain higher concentrations of mercury than others. This is because mercury is stored in the muscle tissues of fish, and when a predatory fish eats another fish, it assumes the entire body burden of mercury in the consumed fish. Since fish are less efficient at depurating than accumulating methylmercury, fish-tissue concentrations increase over time. Thus species that are high on the food chain amass body burdens of mercury that can be ten times higher than the species they consume. This process is called biomagnification. The first occurrence of widespread mercury poisoning in humans occurred this way in Minamata, Japan, now called Minamata disease.
Overfishing
Main article: Overfishing
Fish for sale in a market in Hong Kong
Research into population trends of various species of seafood is pointing to a global collapse of seafood species by 2048. Such a collapse would occur due to pollution and overfishing, threatening oceanic ecosystems, according to some researchers.
A major international scientific study released in November 2006 in the journal Science found that about one-third of all fishing stocks worldwide have collapsed (with a collapse being defined as a decline to less than 10% of their maximum observed abundance), and that if current trends continue all fish stocks worldwide will collapse within fifty years. In July 2009, Boris Worm of Dalhousie University, the author of the November 2006 study in Science, co-authored an update on the state of the world's fisheries with one of the original study's critics, Ray Hilborn of the University of Washington at Seattle. The new study found that through good fisheries management techniques even depleted fish stocks can be revived and made commercially viable again.
The FAO State of World Fisheries and Aquaculture 2004 report estimates that in 2003, of the main fish stocks or groups of resources for which assessment information is available, "approximately one-quarter were overexploited, depleted or recovering from depletion (16%, 7% and 1% respectively) and needed rebuilding."
The National Fisheries Institute, a trade advocacy group representing the United States seafood industry, disagree. They claim that currently observed declines in fish population are due to natural fluctuations and that enhanced technologies will eventually alleviate whatever impact humanity is having on oceanic life.
In an effort to counteract the detrimental effects of overfishing, there has been an emergence of retailers and restaurants only dealing in sustainable seafood. In an effort to expand the availability of sustainable seafood, i love blue sea opened in March 2010 selling only sustainable seafood online and delivering overnight via FedEx. They follow the recommendations set forth by both Seafood Watch and Greenpeace USA.
Source: www.wikipedia.com
Kind of Sushi
Inarizushi
Inarizushi (稲荷寿司, stuffed sushi) is a pouch of fried tofu filled with usually just sushi rice. It is named after the Shinto god Inari, who is believed to have a fondness for fried tofu. The pouch is normally fashioned as deep-fried tofu (油揚げ, abura age). Regional variations include pouches made of a thin omelette (帛紗寿司, fukusa-zushi or 茶巾寿司, chakin-zushi). It should not be confused with inari maki, which is a roll filled with flavored fried tofu. A very large version, sweeter than normal and often containing bits of carrot, is popular in Hawaii, where it is called "cone sushi."
Sukeroku
Sukeroku (助六, name of a man in Edo period) is the combination set of inarizushi and makizushi, which is served as a single-portion takeout style sushi-pack. In a famous Kabuki play Sukeroku, a good-looking man Sukeroku is the lover of an Oiran courtesan named Agemaki (揚巻, lit. fry for age and roll for maki). Age and maki which form her name correspond to fried tofu namely inari and makimono, respectively. One rumour of sukeroku-zushi is that takeout style packs of inarizushi and makizushi had served at performances of Sukeroku kabuki in Edo period. Sukeroku is a cheap sushi-pack and often vegetarian.
Chirashizushi
Nama-chirashi, or chirashizushi with raw ingredients
Chirashizushi (ちらし寿司, lit. scattered sushi) is a bowl of sushi rice with other ingredients mixed in (also refers to barazushi). It is commonly eaten in Japan because it is filling, fast and easy to make. Chirashizushi most often varies regionally because it is eaten annually as a part of the Doll Festival, celebrated only during March in Japan. The ingredients are often chef's choice. Edomae chirashizushi (Edo-style scattered sushi) is an uncooked ingredient that is arranged artfully on top of the sushi rice in a bowl. Gomokuzushi (Kansai-style sushi) are cooked or uncooked ingredients mixed in the body of rice in a bowl.
Source: www.wikipedia.com
Rabu, 11 Agustus 2010
Keputihan Patologis
Banyak hal sebenarnya yang membuat wanita rawan terkena keputihan patologis . Biasanya penyebab keputihan patologis ini karena kuman. “Di dalam ****** sebenarnya bukan tempat yang steril. Berbagai macam kuman ada di situ. Flora normal di dalam ****** membantu menjaga keasaman pH ******, pada keadaan yang optimal. pH ****** seharusnya antara 3,5-5,5. flora normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah ****** bagian dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain. Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam ****** berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan, yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan,
Begitu seorang wanita melakukan hubungan seks, maka wanita tersebut terbuka sekali terhadap kuman-kuman yang berasal dari luar. Karena itu keputihan pun bisa didapat dari kuman penyebab penyakit kelamin yang mungkin dibawa oleh pasangan seks wanita tersebut. “Jadi sebaiknya jangan gonta ganti pasangan. Atau lebih baik tidak melakukan seks sampai menikah. Karena biasanya pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks, dan hygienenya baik, jarang sekali kena keputihan patologis . Dan hati-hati, keputihan patologis juga bisa karena proses keganasan. Salah satu Tanda dari kanker leher rahim adalah, adanya keputihan yang berbau busuk bahkan berdarah
Pemakaian sabun antiseptik yang sekarang banyak diiklankan, untuk daerah ******, sebenarnya tidak masalah bila dipakai sebagai obat keputihan luar. Pembilasan ****** ( douchi ) dengan anti septik sebaiknya atas dasar indikasi bila terkena keputihan, sebaiknya ke dokter, daripada mengatasinya sendiri dengan obat-obatan antiseptik yang dimasukkan ke dalam ****** keputihan patologi harus diobati sesuai dengan penyebabnya
Sumber bidanku
Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia
Kuliner Kediri
Di kecamatan terdapat pusat aneka jajanan maupun makanan khas dari Kota Kediri , yaitu gethuk pisang, tahu,( kita bisa memilih tahu kuning atau tahu putih ), stick tahu yang semuanya berada di jalan Pattimura. Aneka makanan yang diolah dari 02 atau bekicot, seperti sate 02, keripik 02, Kreco, dapat di temui di daerah sekitar jalan Panglima Sudirman. Masih ada lagi makanan khas kota kediri, yaitu pecel kediri dan sambal tumpang kediri , serta nasi campur yang merupakan perpaduan antara sambal pecel dan sambal tumpang, makanan khas ini dapat anda jumpai di sepanjang jalan Dhoho saat malam menjelang, di jalan Dhoho juga terdapat banyak toko pakaian, aneka kerajinan dan swalayan - swalayan, jalan Dhoho ini ibarat jalan Malioboro di Yogyakarta, tapi versi Kota Kediri. Kesemua tempat itu berada pada satu jalur jalan yang saling berdekatan, dan tentunya berada di pusat kota. Juga masih terdapat Soto Kediri yang pedagangnya tersebar di penjuru kota Kediri.
Selai wisata kuliner, Kecamatan Kota Kediri masih memiliki tempat wisata religi dan sejarah, yaitu Masjid Setonogedong yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit, ini terbukti dari adanya relief pada tembok masjid. Tempat lain, yaitu komplek makan di Setonogedong yang banyak dikunjungi wisatawan untuk berziarah, makam Sunan Geseng di timur alun - alun Kota Kediri.
Sumber: Wikipedia
Lihat Juga:
Makanan
Minuman
Japanese food
Tips Bulan Ramadhan
Telah tiba bulan Ramadhan, perubahan pola makan selama bulan ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah diterima oleh semua orang. Dr. Farouk Haffejee dari Afrika Selatan, memberikan rekomendasi untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan selama bulan Ramadhan. Dr. Haffejee menyarankan beberapa hal agar tetap sehat selagi berpuasa. Ikuti tips sehat berikut:
Hindarilah:
1. jenis makanan yang digoreng dan berlemak,
2. makanan yang mengandung banyak gula,
3. makan terlalu banyak saat sahur,
4. terlalu banyak minum the saat sahur, the mengeluarkan urine bersamaan dengan mineral garam yang dibutuhkan tubuh sepanjang hari,
5. merokok
Makanlah:
1. makanan mengandung karbohidrat pada saat sahur sehingga rasa lapar dapat dihindari,
2. kurma adalah sumber yang tepat yang mengandung gula, fiber, karbohidrat, potassium dan magnesium,
3. kacang almond kaya protein dan fiber yang rendah lemak,
4. pisang mengandung potassium, magnesium dan karbohidrat.
Minumlah sebanyak mungkin air putih atau jus buah antara waktu setelah berbuka dan sebelum tidur agar tubuh maksimal menyerap cairan.
Bila ingin berbuka puasa di luar rumah, carilah restoran yang tepat demi kesehatan anda, perhatikan kebersihannya.
Sumber: http://www.islam101.com/ramadan/foodTips.htm
See also: Tamani
Alih bahasa oleh: Ratih